Kesalahanpenggunaan tanda baca masih sering sekali dijumpai dalam penulisan berita atau artikel di koran. Tanda baca yang biasanya salah digunakan ialah tanda baca titik, koma, serta tanda hubung. Kesalahan penggunaan tanda baca ini bisa berakibat fatal terhadap perubahan makna seperti contoh yang tertera dalam tabel berikut.
Padatanda baca kesalahan terbesar yaitu pada penghilangan tanda titik pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan/seruan dan penghilangan tanda koma yang dapat dipakai untuk menghindari salah baca/salah pengertian dengan persentase 40%. Ariyanti, R. (2019). Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan Kata pada Koran
Kesalahanpenggunaan tanda baca miring sering terjadi pada kondisi berikut ini. Tahun anggaran 2010/2011 (benar) Tahun anggaran/2010/2011 (salah) Harganya Rp. 50.000/lembar (benar) Harganya Rp. 50.000/per lembar (salah) 10. Kesalahaan penggunaan tanda baca petik. Kesalahan penggunaan tanda baca petik sering terjadi pada kondisi berikut ini.
Padakegiatan ini siswa diajak membaca teks tentang kebersihan lingkungan yang ada pada buku siswa, dan mengamati gambar atau dilakukan dengan tanda (X) yang ada pada buku siswa. Kertas dan koran Kaleng dan botol Besi, kawat, dan seng Rp. 1.000,- Rp. 500,- Rp. 500,- Rp. 2.000,-
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kesalahan bahasa pada Jurnal Imageri Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Penelitian ini menggunakan tiga artikel ilmiah sebagai sumber data yang dimuat dalam Jurnal Imajeri. Data kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia dalam penelitian terdiri dari kesalahan penggunaan huruf, tanda baca, penulisan kata, dan kesalahan penulisan kata pinjaman yang terdapat pada artikel ilmiah. Artikel ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa teknik baca-catat untuk setiap kesalahan yang ditemukan. Hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan sebanyak 29 kesalahan ejaan yang terdiri dari 12 kesalahan data penggunaan huruf, 9 kesalahan tanda baca, 8 kesalahan penulisan kata, dan kesalahan penulisan kata kunci tidak ditemukan. Hasil ini membuktikan bahwa artikel jurnal ilmiah bidang bahasa dan sastra Indonesia pun tidak lepas dari kesalahan ejaan. Oleh karena itu, penguasaan aturan ejaan dalam bahasa Indonesia tetap perlu ditingkatkan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free GENRE Vol. 2 No. 2 Tahun 2020 71 - 78 GENRE 71 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN GENRE Analisis kesalahan ejaan pada Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Christiana Risang Pratikasari a, 1*, Elma Nazlah Khairani b, 2, Syarafina Khanza Digananda c, 3 Chafit Ulya d, 4 a Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta b Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta c Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta d Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta 1 christianarisang2 elmaanazlah syarafinakhanzad03 chafit *korespondensi penulis Sejarah artikel Diterima Revisi Dipublikasikan April 2020 Juli 2020 Agustus 2020 Penelitian ini dilakukan untuk memaparkan kesalahan berbahasa dalam Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Penelitian ini menggunakan tiga artikel ilmiah sebagai sumber data yang dipublikasikan dalam Jurnal Imajeri. Kesalahan ejaan bahasa Indonesia merupakan data dalam penelitian yang terdiri atas kesalahan pada pemakaian huruf, tanda baca, penulisan kata, serta kesalahan pada penulisan kata serapan yang ditemukan pada artikel ilmiah. Artikel ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa teknik baca-catat setiap kesalahan yang ditemukan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan sebanyak 29 kesalahan ejaan yang terdiri atas kesalahan pemakaian huruf sebanyak 12 data, kesalahan tanda baca sebanyak 9 data, kesalahan penulisan kata sebanyak 8 data; dan kesalahan penulisan kata serapan tidak ditemukan. Hasil ini membuktikan bahwa artikel jurnal ilmiah bidang bahasa dan sastra Indonesia pun tidak luput dari terjadinya kesalahan ejaan. Dengan demikian, penguasaan kaidah ejaan bahasa Indonesia pada para penulis masih perlu ditingkatkan. Kata kunci Kesalahan berbahasa Ejaan bahasa Indonesia Artikel jurnal Key word Language error Indonesian spelling Journal articlesThis research was conducted to describe language errors in the Imageri Journal of Indonesian Language an Literature Education Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka University. This study uses three scientific articles as data sources published in the Imajeri Journal. Indonesian Spelling errors data in research consists of errors in the use of letters, punctuation, word writing, and errors in writing loanwords found in scientific articles. This article uses a descriptive qualitative method with data collection techniques in the form of a reading-note technique for any errors found. The results of the research that have been done, there were found as many as 29 spelling errors consisting of 12 data errors in the use of letters, 9 punctuation errors,8 word writing errors, and errors in writing loandwords were not found. These result prove that even scientific journal articles in the field of Indonesian language and literature are not free from spelling errors. Thus, writers still need to improve their mastery of spelling rules in Indonesian. Pendahuluan Menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa perlu dikuasai seseorang karena memiliki peran penting dalam kehidupan modern. Suparno dan M. Yunus dalam Saddhono dan Slamet, 2014 151 menjelaskan bahwa kegiatan menulis berarti penyampaian pesan menggunakan media bahasa tulis. Kegiatan menyampaikan pesan Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal 72 GENRE dalam bahasa tulis ini memerlukan pemahaman tentang kaidah kebahasaan yang berlaku. Apalagi dalam hal ini berkaitan dengan penulisan artikel jurnal. Jurnal merupakan salah satu media yang digunakan oleh sivitas akademika dalam menyampaikan hasil-hasil penelitian. Jurnal ilmiah adalah sebuah publikasi yang diterbitkan oleh suatu institusi akademik yang di dalamnya memuat artikel-artikel produk pemikiran ilmiah. Menurut Basuki dalam Sultan, 2013 33 isi, sistematika, dan bahasa adalah tiga hal yang mempengaruhi kualitas artikel ilmiah yang baik. Berdasarkan penjelasan di atas, penentuan kualitas baik atau buruk suatu artikel ilmiah dapat dilihat dari bahasanya. Kebutuhan publikasi ilmiah saat ini semakin besar. Oleh karena itu, tuntutan penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah kebahasaan, juga semakin tinggi. Akan tetapi, fakta yang ditemukan sangat berbeda. Masih banyak dijumpai artikel ilmiah yang ditulis dengan gaya penulisan yang kurang sejalan dengan kaidah berbahasa, dalam hal ini khususnya berkaitan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Salah satunya ditemukan pada artikel-artikel yang dimuat dalam Jurnal Imajeri. Berdasarkan peninjauan awal yang dilakukan, dijumpai berbagai penggunaan ejaan yang tidak sesuai dengan kaidah dan aturan penulisan. Apabila kesalahan ejaan pada artikel ilmiah seperti ini dibiarkan saja, upaya penulis menyampaikan hasil-hasil penelitian akan terhambat. Pembaca bisa saja memiliki pemahaman yang berbeda dari maksud penulis hanya karena kesalahan penulisan kata, tanda baca, dan sebagainya. Oleh karena itulah, kajian tentang analisis kesalahan berbahasa pada artikel ilmiah perlu dilakukan. Berlandaskan pada pemikiran inilah, penelitian dengan judul “Analisis Kesalahan Ejaan pada Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka” ini dilakukan. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memaparkan kesalahan berbahasa dalam artikel ilmiah pada jurnal Imajeri. Hasil penelitian ini dapat membantu serta menjadi bahan evaluasi bagi dosen dan mahasiswa agar dapat meminimalkan kesalahan ejaan pada proses-proses penulisan berikutnya. Suwandi 2010 165 menyebutkan bahwa kesalahan berbahasa adalah penyimpangan-penyimpangan aturan berbahasa, secara langsung maupun tidak langsung. Penyimpangan tersebut dikategorikan menjadi error kesalahan dan mistakekekeliruan. Corder dalam Sapanti, 2019 146 menjelaskan bahwa kesalahan terjadi secara berturut-turut sehingga sulit dilakukan perbaikan melalui proses belajar. Sementara itu, kekeliruan adalah kesalahan yang perbaikannya dapat dilakukan melalui proses belajar. Penerapan bahasa yang menyimpang dari tata bahasa dikatakan sebagai kesalahan berbahasa. Ramaniyar 2017 71 mengatakan bahwa kekeliruan dapat juga diartikan sebagai penggunaan bahasa yang tidak ada dalam aturan berbahasa, namun tidak dipandang sebagai pelanggaran dalam berbahasa. Kekeliruan yang ada dalam berbahasa dapat dipengaruhi oleh ingatan yang terbatas, emosi yang tertekan, lelah, dan sebagainya. Sementara itu, kesalahan berbahasa disebabkan oleh perbedaan satu orang dengan yang lain mengenai penguasaan kaidah-kaidah gramatikal. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memberikan fokus pada penggunaan ejaan bahasa Indonesia secara tulis yang menyimpang dari kaidah berbahasa. Analisis ejaan yang dicari berupa kesalahan dalam penggunaan huruf, tanda baca, menuliskan kata, dan menuliskan kata serapan yang terdapat dalam artikel ilmiah. Penelitian tentang kesalahan tataran ejaan sudah banyak dilakukan. Ariana 2012 mengkaji kesalahan EYD yang ditemukan pada karya ilmiah dosen Universitas Bisa Darma. Dalam penelitian tersebut, masih banyak ditemukan penyimpangan dalam penerapan ejaan, mencakup kesalahan penggunaan huruf, penulisan kata, penggunaan tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Ariyanti 2019 yang berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan Kata pada Koran Mercusuar”. Artikel tersebut lebih berfokus pada kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata. Penelitian yang lain dilakukan oleh Gunawan dan Retnawati 2017 tentang “Analisis Kesalahan Ejaan pada Makalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang”. Sama halnya dengan hasil penelitian sebelumnya, penelitian ini juga menyoroti kesalahan pada penulisan huruf kapital, penulisan kata depan imbuhan di-, ke-, penulisan tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Selain ketiga hasil penelitian di atas, masih banyak ditemukan penelitian lainnya. Hal ini membuktikan kesalahan penulisan ejaan bahasa Indonesia masih menjadi persoalan yang dihadapi, khususnya dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, analisis kesalahan ejaan pada Jurnal Imajeri ini dipandang perlu dilakukan sebagai upaya memberikan pembelajaran mengenai kaidah penulisan ejaan yang berlaku. Melalui kajian ini, diharapkan akan semakin tumbuh kesadaran bersama Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal GENRE 73 untuk memahami dan menaati kaidah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku. Metode Penelitian analisis kesalahan ejaan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-naratif. Moleong 20106-11 mengemukakan jika penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan hasil analisis yang tidak menggunakan analisis statistik maupun kuantitatif dan data yang dihasilkan berupa kalimat, gambaran, dan tidak mengandung angka. Pengambilan data penelitian ini menerapkan metode baca-catat. Sumber data penelitian ini adalah artikel pada Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Adapun sampel penelitian yang digunakan adalah empat artikel berikut. 1 “Pemerolehan Bahasa Kajian Aspek Fonologi pada Anak Usia 2-3 Tahun” ditulis oleh Gita Wulandari Artikel 01, 2 “Sikap Berbahasa Komunitas Gay sebagai Informasi untuk Orang Tua dalam Menjaga Pergaulan Anak” ditulis oleh Nini Ibrahim Artikel 02, 3 “Kajian Psikologis Humanistik Abraham Maslow pada Tokoh Utama dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara” ditulis oleh Nur Amalia Artikel 03, dan 4 “Interferensi Bahasa Betawi dalam Novel Tabula Rasa Karya Ratih Kumala Suatu Tinjauan Sosiolinguistik“ ditulis oleh Nur Amalia Artikel 04. Pemilihan empat artikel tersebut didasarkan pada kebutuhan kesalahan ejaan yang ditemukan. Langkah-langkah penentuan kesalahan dalam menganalisis data pada penelitian dapat dirincikan berikut ini. Pertama mengumpulkan data dengan cara membaca dan meneliti kata, tanda baca dan kalimat dalam daya yang sudah dipilih untuk mendapatkan data yang sesuai dari semua artikel yang ada dalam Jurnal Imajeri. Kedua mengidentifikasi penyebab setiap kesalahan berdasarkan identifikasi yang ada. Keempat mengidentifikasi kesalahan dan kelima mengevaluasi kesalahan. Hasil dan pembahasan Kesalahan berbahasa Indonesia yang ditemukan dalam artikel Jurnal Imajeri kebanyakan terletak pada kesalahan ejaan. Berdasarkan artikel-artikel dari tiga penulis yang kami analisis, kesalahaan ejaan tersebut dapat dikategorikan menjadi 1 kesalahan pada pemakaian huruf; 2 kesalahan pada pemakaian tanda baca; 3 kesalahan pada penulisan kata; dan 4 kesalahan pada penulisan kata serapan. 1. Kesalahan pada pemakaian huruf Kasus kesalahan pemakaian huruf yang ditemukan dari penelitian ini adalah penulisan huruf miring dan huruf kapital yang kurang tepat. Kata pertama suatu kalimat seharusnya ditulis dengan huruf kapital, namun dalam artikel-artikel yang dianalisis ditemukan penulisan kata pertama dengan huruf kecil. Selain itu, penulisan kata bahasa asing maupun bahasa daerah yang tidak ditulis menggunakan huruf miring. a. Kesalahan huruf kapital Berikut ini beberapa kesalahan penulisan huruf kapital yang ditemukan pada artikel 01. 1 “MADA adalah seorang anak laki-laki yang aktif dan cerdas.” Wulandari, 2020 131. Pada data 01 di atas, terdapat kesalahan penulisan nama sebagaimana ditunjukkan melalui kata yang bercetak tebal. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 5, penulisan nama orang diawali dengan huruf kapital. Namun, pada data 01 di atas, nama “MADA” ditulis dengan huruf kapital. Seharusnya, penulisan kata “MADA” yang tepat adalah “Mada”. 2 “sama seperti fonem [l], konsonan [h] pun demikian, …” Wulandari, 2020 135 Pada data di atas, terdapat kesalahan huruf kapital pada awal kalimat sebagaimana ditunjukkan melalui kata yang tercetak tebal. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 5, penulisan di awal kalimat menggunakan huruf kapital. Namun, pada data di atas, kata “sama” tidak ditulis mengunakan huruf kapital. Seharusnya, penulisan kata “sama” yang tepat adalah “Sama”. Kesalahan penulisan huruf kapital yang ditemukan pada artikel 02. 1 “Sikap Berbahasa Komunitas Gay Sebagai Informasi untuk Orang Tua Dalam Menjaga Pergaulan Anak” Ibrahim, 2020 109. Ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dalam data di atas. Pada sebuah judul artikel sebagaimana yang ditunjukan melalui kata yang bercetak tebal di atas. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 11, penulisan setiap kata di dalam judul artikel kecuali kata tugas ditulis dengan huruf kapital. Namun, pada data 02 di atas, kata tugas “Sebagai” dan “Dalam” ditulis mengunakan huruf kapital. Penulisan yang tepat adalah “sebagai” dan “dalam”. 2 “Inovasi ini, diciptakan begitu saja oleh pengguna bahasa gay oleh kaum atau komunitas gay,…” Ibrahim, 2020 114. Pada data di atas, terdapat kesalahan penulisan nama bahasa sebagaimana ditunjukan melalui kata yang bercetak tebal di atas. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016, 8, penulisan nama bahasa ditulis mengunakan huruf kapital. Namun, pada data 02 di atas, nama bahasa “bahasa gay” ditulis dengan Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal 74 GENRE tidak mengunakan huruf kapital. Seharusnya, penulisan kata “bahasa gay” yang tepat adalah “bahasa Gay”. Kesalahan penulisan huruf kapital yang ditemukan pada artikel 03. 1 “Kajian Psikologis Humanistik Abraham Maslow Pada Tokoh Utama Dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara” Amalia dan Yulianingsih, 2020 149. Dari data 03, terdapat kesalahan huruf kapital pada judul. Menurut aturan yang berlaku pada PUEBI 201611, judul buku atau karangan atau artikel atau makalah, setiap kata kecuali kata tugas ditulis dengan huruf kapital. Namun pada data 03, kata tugas “Pada” dan “Dalam” ditulis dengan huruf kapital, yang tepat ialah “pada” dan “dalam”. 2 Kesalahan huruf kapital artikel 03 lainnya yaitu “Sebuah’ pada kalimat “Pada dasarnya Sebuah novel ……” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150. Berdasarkan PUEBI 20165 huruf awal kalimat penulisannya memakai huruf kapital. Sehingga kalimat di atas seharusnya “Pada dasarnya sebuah novel ……”. b. Kesalahan huruf miring Berikut ini ditemukan beberapa kesalahan penulisan huruf miring pada artikel 03. 1 Pada data 03, terdapat kesalahan penulisan huruf miring. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 201614, penulisan kata/ungkapan dari bahasa daerah atau bahasa asing dengan huruf miring. Namun pada kalimat “……. latar setting, sudut pandang point of view, …….” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150, kata asing belum ditulis dengan huruf miring. Seharusnya “……. latar setting, sudut pandang point of view, ……”. 2 Kesalahan serupa juga ditemukan dalam artikel 03 pada bagian metode. Penulisan kata asing yang masih belum tercetak miring pada kalimat “....... reduction, display, ……..”. Seharusnya ditulis “....... reduction, display, ……..”. c. Kesalahan huruf tebal Kesalahan pemakaian huruf tebal yang ditemukan pada artikel 04. 1 Pada data 04, terdapat kesalahan penulisan huruf tebal. Menurut aturan yang berlaku dalam PUEBI 201614, penulisan huruf yang ditebalkan sebagai penegasan dari tulisan yang telah tercetak miring. Namun kata-kata dalam bahasa daerah pada hasil pembahasan belum ditulis dengan format huruf miring tetapi sudah ditulis dengan huruf tebal. Sebagai contoh “……… dinyalain…”, seharusnya “……..dinyalain……...”. 2. Kesalahan pada pemakaian tanda baca Penggunaan tanda baca dalam artikel yang ditulis oleh tiga penulis ini masih terdapat kekeliruan. Kesalahan paling sering ditemukan pada penerapan tanda titik . dan tanda koma ,. Tanda titik sebagai penanda berakhirnya suatu kalimat. Tanda koma sebagai pemisah antara anak kalimat dan induk kalimat. Berikut penjabaran dari kesalahan yang ditemukan a. Kesalahan tanda baca koma Berikut ini ditemukan beberapa kesalahan pemakaian tanda baca koma , pada artikel 01. 1 “Huruf vokal yang pertama MADA kuasai adalah [a], dan [u].” Wulandari, 2020 135. Pada data 01, terdapat kesalahan penulisan tanda baca koma. Menurut PUEBI 2016 39, tanda baca koma digunakan dalam kalimat pemerincian yang jumlahnya lebih dari 2. Namun, pada data 01 di atas, penulisan “… [a], dan [u].” yang hanya 2 unsur diberi tanda koma, Seharusnya, “…[a] dan [u]. Kesalahan pemakaian tanda baca koma , yang ditemuakan pada artikel 02. 1 “Baumeister, R. F. 2004. Gender and erotic plasticity Sociocultural influences on the sex drive. Sexual and relationship therapy. Vol. 19 No. 2. Hal. 133-139.” Ibrahim, 2020 118. Pada data 02 di atas, terdapat kesalahan pemakaian tanda baca sebagaimana yang ditunjukan melalui kata bercetak tebal. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 42-43, pengunaan tanda baca koma , digunakan dalam catatan kaki atau catatan akhir. Namun, pada data 02 di atas pengguanan tanda baca koma , tidak digunakan dalam catatan kaki atau catatan akhir “ Vol. 19 No. 2. Hal. 133-139.”, seharausnya, penulisan “Vol. 19 No. 2. Hal. 133-139.” Yang tepat adalah “Vol. 12 No. 2, hlm. 133-138.”. Beberapa kesalahan pemakaian tanda baca koma , yang ditemukan dalam artikel 03. 1 Kesalahan serupa juga ditemukan pada artikel 03 “… Dahlan memiliki sifat jujur, pantang menyerah, menghargai orang lain dan menyukai tantangan.” Amalia dan Yulianingsih, 2020 149. Tidak ditemui tanda koma sebelum kata dan’ dalam kalimat bercetak tebal di atas. Namun, pada data 03 di atas “menghargai orang lain dan menyukai tantangan.” Yang tepat adalah “menghargai orang lain, dan menyukai tantangan.”. 2 “Misalnya di kata [sekolah] menjadi [kowah], [pesawat] menjadi [cawat].” Wulandari, 2020 136. Pada data 01, terdapat kesalahan penulisan tanda koma. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 41, tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, yang letaknya di awal kalimat. Seharusnya, penulisan kata “Misalnya di kata …” yang tepat adalah “Misalnya, di kata” Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal GENRE 75 b. Kesalahan tanda titik koma Berikut ini beberapa kesalahan pemakaian tanda baca titik koma ; pada artikel 02. 1 “…faktor dalam menentukan sikap seksual seseorang Baumeister, 2004; Pistella dkk., 2018 Ibrahim, 2020 116. 2 Pada data 02 di atas, terdapat kesalahan pemakaian tanda baca titik koma ; pada kata yang bercetak tebal. Menurut aturan yang berlaku dalam PUEBI 2016 44-45, tidak menyebutkan pengunaan tanda baca titik koma ; untuk penganti kata “dan”. Namaun, dalam data artikel 02 di atas, ditulis Baumeister, 2004; Pistella dkk., 2018. Seharusnya, penulisan yang tepat Baumeister, 2004 dan Pistella dkk., 2018. 3 “1 Ketidakpuasan terhadap kehidupan seks 2 Berhubungan seks diluar nikah…” Ibrahim, 2020 116. Pada data 02 di atas, terdapat kesalahan tidak memakaian tanda baca titik koma ; di akhir kalimat perincian. Menurut aturan dalam PUEBI 2016 45, tanda baca titik koma ; dipakai pada akhir perincian berupa klausa. Namun, pada data 02 di atas tidak mengunakan tanda baca apapun. Seharusnya, penulisan yang tepat yaitu mengunakan tanda baca ; pada akhir kalimat perincian. c. Kesalahan tanda titik Berikut ini beberapa kesalahan pemakaian tanda baca titik . yang ditemukan pada artikel 02. 1 “1 Penutur gay akan menggunakan bahasa gay saat bertemu dengan sesame gay. 2 Penutur gay akan menggunakan…” Ibrahim, 2020, hlm. 115. Pada data di atas, terdapat kesalahan pemakaian tanda baca titik . pada kalimat pemerincian. Menurt aturan yang berlaku dalam PUEBI 2016 40, pemakaian tanda baca koma dipakai dalam suatu pemerincian atau pembilang. Namun, dalam data 02 di atas, pemerincian mengunakan tanda baca titik .. Seharusnya, yang tepat mengunakan tanda baca koma ,. 2 “Jangan sampai orang tua lengah dan kemudian menyesal di kemudian hari” Ibrahim, 2020 116. Pada data di atas, terdapat suatu kalimat yang di akhir paragraf tidak memakai tanda titik. Menurut aturan yang berlaku dalam PUEBI 2016 36, tanda baca titik dipakai dalam akhir kalimat pernyataan. Namun, dalam data 02 di atas, pada akhir kalimat pernyataan tidak mengunakan tanda baca titik. Seharusnya, yang tepat mengunakan tanda baca titik di akhir kalimat pernyataan. Kesalahan pemaikaian tanda titik yang ditemukan pada artikel 03. 1 “… Jarvis 2012, yaitu 1 The physiological needs kebutuhan fisiologis 2 The safety needs kebutuhan rasa aman 3 The belongingness and love needs kebutuhan cinta dan rasa memiliki-dimiliki 4 The esteem needs kebutuhan harga diri dan diakhiri dengan B-needs atau being needs, yang berarti keinginan untuk memenuhi potensi diri 5 The need for selfactualization kebutuhan aktualisasi diri.” Amalia dan Yulianingsih, 2020 151. Pada data 03 ditemukan kesalahan tanda baca, di mana dalam data tersebut tidak diberi tanda baca pada perincian. Menurut PUEBI 201645, tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa. Berdasarkan aturan tersebut, maka tanda titik yang terdapat pada bagian metode seharusnya diganti dengan tanda titik koma ;. Sehingga penulisan tanda baca yang benar yaitu “yaitu 1 The physiological needs kebutuhan fisiologis; 2 The safety needs kebutuhan rasa aman; 3 The belongingness and love needs kebutuhan cinta dan rasa memiliki-dimiliki; 4 The esteem needs kebutuhan harga diri dan diakhiri dengan B-needs atau being needs, yang berarti keinginan untuk memenuhi potensi diri; dan 5 The need for selfactualization kebutuhan aktualisasi diri. Kesalahan pemaikaian tanda titik yang ditemukan pada artikel 04. 1 “Unsur ini dapat ditemukan setelah pembaca memahami unsur intrinsik yang terdapat dalam sebuah novel. karena unsur ini saling berkelindan.” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150. Pada data 04, ditemukan kesalahan penulisan tanda titik pada kata bercetak tebal di atas. Menurut aturan yang berlaku dalam PUEBI 201626 tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Namun, dalam data 04 di atas, pemakaian tanda baca titik salah digunakan dalam sebuah kalimat yang masih terdapat pernyataan lain dan kalimat tersebut belum berakhir. Sehingga, penulisan yang benar adalah “…sebuah novel karena unsur ini saling berkelindan.” 3. Kesalahan pada penulisan kata Berdasarkan analisi yang dilakukan, kami menemukan beberapa kesalahan penulisan kata, antara lain adanya salah ketik dan penulisan kata baku. Masih terdapat kata-kata yang dituliskan dalam bahasa tidak baku dalam artikel-artikel ini. Kesalahan-kesalahan tersebut telah kami rangkum menjadi a. Kesalahan penulisan gabungan kata Berikut ini beberapa kesalahan penulisan gabungan kata yang ditemukan pada artikel 01. Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal 76 GENRE 1 “Dengan begitu, kosa kata yang diperoleh anak akan semakin kaya.” Wulandari, 2020 130. Pada data 01 di atas, terdapat kesalahan penulisan gabungan kata yang ditunjukkan melalui kata yang bercetak tebal di atas. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 19, Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Namun, pada data 01 di atas, kata “kosa kata” yang bukan kata majemuk ditulis terpisah. Seharusnya, penulisan kata “kosa kata” yang tepat adalah “kosakata”. Hal ini juga sesuai panduan dalam KBBI, bahwa penulisan “kosakata” digabung. Kesalahan penulisan pemengalan kata yang ditemukan pada artikel 02. 1 “…, orangtua datap mengecek kegitan anaknya…” Ibrahim, 2020 109. Pada data 02 di atas, terdapat kesalahan pemengalan kata sebagaimana ditunjukkan pada kata bercetak tebal. Menurut aturan yang ada dalam PUEBI 2016 24, pemengalan kata anatara dua kata yang tidak bisa digabung. Namuan pada data 02 di atas, penulisan “orangtua” ditulis dengan digabung. Seharausnya penulisan “orangtua” yang tepat adalah “orang tua”. b. Kesalahan penulisan kata baku Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 02. 1 “…, khususnya anak yang sudah menanjak dewasa,…” Ibrahim, 2020 115. Pada data 02 di atas, ditemukan keslaahan penulisan kata yang berdampak kata menjadi tidak baku. Menurut KBBI kata “menanjak” berarti mendaki atau memanjak bilah di gabungkan dengan kata dewasa akan menjadi tidak baku. Seharusnya, penulisan kata “menanjak dewasa” yang tepat adalah “beranjak dewasa”. Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 03. 1 “… dalam ilmu psikologi gejala kejiwaan seseorang bersifat rill, …” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150. Pada data 03, ditemukan kesalahan penulisan kata menjadi tidak baku. Menurut KBBI penulisan kata “rill” yang baku adalah “riil” berarti nyata. Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 04. 1 “…. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.” Amalia, Sukardi, dan Ellies, 2018 29. Pada data 04 di atas, ditemukan kesalahan penulisan kata yang berdampak kata menjadi tidak baku. Menurut KBBI kata “prilaku” merupakan bentuk tidak baku dari “perilaku”. Seharusnya, penulisan kata yang tepat adalah “perilaku”. 2 “Agar lebih mudah, peneliti menggelompokannya ke dalam tabel penelitian Aslinda dan Leni.” Amalia, Sukardi, dan Ellies, 2020 29. Pada data 04, ditemukan kesalahan kata yang berdampak menjadi tidak baku. Menurut KBBI penulisan kata “menggelompokannya” yang benar adalah “mengelompokkanya”. c. Kesalahan penulisan kata hubung Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 03. 1 “…, berupa cerminan kepribadian dan dapat dilihat dengan kasat mata saat seseorang berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya.” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150. Pada data 03, ditemukan kesalahan pada penggunaan kata hubung. Kata “dan” dalam kalimat “… kepribadian dan dapat dilihat …” seharusnya digantikan dengan kata “yang”, karena kata “yang” merupakan konjungsi penanda bahwa kalimat berikutnya merupakan penjelasan dari kalimat sebelumnya. d. Kesalahan penulisan partikel Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 01. 1 “…, misalnya dengan tangisan karena merasa haus, lapar, atau pun mengantuk.” Wulandari, 2020 129. Pada data 01 di atas, terdapat kesalahan penulisan partikel “pun”. Menurut PUEBI 201625, partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. “atau pun” lebih tepat digabung karena kata tersebut termasuk ke dalam kata hubung, sesuai dengan yang ada dalam KBBI. 4. Kesalahan pada kata serapan Kata serapan yang ada pada bahasa Indonesia diperoleh dari bahasa asing dan bahasa daerah. Berdasarkan PUEBI 201658 kata serapan pada bahasa Indonesia digolongkan menjadi dua yang didasarkan pada integrasinya. Pertama, kata yang belum sepenuhnya terserap, namun sudah dipakai pada konteks bahasa Indonesia. Kedua, kata yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, tidak ditemukan kesalahan penulisan kata serapan pada artikel-artikel yang dianalisis. Pada artikel 04, misalnya, ditemukan penggunaan bahasa bahasa Betawi sebagai bahasa serapan pada artikel tersebut dilakukan secara adopsi. Artinya, bahasa tersebut diserap secara menyeluruh, baik dalam penulisan maupun pelafalannya. Salah satu contoh adopsi bahasa Betawi yaitu, “Koit semua”. Kata koit’ yang Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal GENRE 77 berarti meninggal dunia ditulis tanpa mengubah tulisan asli dalam bahasa Betawi. Dari hasil penelitian yang sudah dideskripsikan di atas, dapat dirumuskan bahwa kesalahan ejaan pada Jurnal Imajeri diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu 1 kesalahan pemakaian huruf sebanyak 9 kesalahan, terdiri atas 6 kesalahan pada huruf kapital, 2 kesalahan pada huruf miring, dan 1 kesalahan pada huruf tebal; 2 kesalahan pada pemakaian tanda baca ditemukan 10 kesalahan, terdiri atas 4 kesalahan pada tanda koma, 2 kesalahan pada tanda titik koma, dan 4 kesalahan pada tanda titik; 3 kesalahan pada penulisan kata sebanyak 8 kesalahan, terdiri atas 2 kesalahan pada penulisan gabungan kata, 4 kesalahan pada penulisan kata baku, 1 kesalahan pada penulisan kata hubung, dan 1 kesalahan pada penulisan partikel. Sementara itu, kesalahan penulisan kata serapan tidak ditemukan pada artikel yang diteliti. Berikut ini sebaran data kesalahan ejaan pada Jurnal Imajeri. Gambar 1. Persebaran Kesalahan Berbahasa dalam Bidang Ejaan Berdasarkan gambar 1 di atas, dapat diketahui bahwa persebaran kesalahan berbahasa dalam bidang ejaan yang ada dalam Jurnal Imajeri presentase terbanyak terdapat pada kesalahan pemakaian huruf kapital 21% 6 kesalahan. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada Jurnal Imajeri, masih ditemukan banyak kesalahan pada tataran penggunaan ejaan. Para penulis masih menggunakan kaidah ejaan, yang meliputi penulisan huruf, kata, tanda baca, dan unsur serapan secara tidak tepat. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan kaidah berbahasa pada sebagian penulis masih perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu, para penulis Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka agar lebih memperhatikan penulisan ejaan pada karya ilmiah yang ditulis. Daftar Pustaka Amalia, N. dan S. Yulianigsih. 2020. Kajian Psikologis Humanistik Abraham Maslow pada Tokoh Utama dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 22, 149-156. Amalia, N., Sukardi dan T. Ellies. 2018. Interferensi Bahasa Betawi dalam Novel Tabula Rasa Karya Ratih Kumala Suatu Tinjauan Sosiolinguistik. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 11, 25-33. Ariana, S. 2012. Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam Karya Ilmiah Dosen Universitas Bina Darma. Jurnal Ilmiah Bina Edukasi, 52, 53-62. Ariyanti, R. 2019. Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan Kata pada Koran Mercusuar. Jurnal Bahasa dan Sastra, 44, 12-28. Gunawan, H. I. dan S. Retnawati. 2017. Analisis Kesalahan Ejaan pada Makalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang. EDUKA Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis, 22, 1-7. Ibrahim, N. 2020. Sikap Berbahasa Komunitas Gay sebagai Informasi untuk Orang Tua dalam Menjaga Pergaulan Anak. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 22, 109-118. Kemdikbud, badan bahasa. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesi. In Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Vol. 4. Kundaru, S dan Slamet, St. Y. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Teori dan Aplikasi. Yogyakarta Graha Ilmu. Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta PT. Remaja Rosdakarya. Ramaniyar, E. 2017. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada Penelitian Mini Mahasiswa. Jurnal Edukasi Online, 151, 70-80. Sapanti, I. R. 2019. Analisis Kesalahan Struktur Frasa Pada Karangan Berbahasa Indonesia 0%5%10%15%20%25%Persebaran Kesalahan Berbahasa dalam Bidang Ejaan Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal 78 GENRE Karya Pembelajar Tiongkok. Indonesian Language Education and Literature, 42, 144-157. Sultan. 2013. Penggunaan Kalimat dalam Artikel Ilmiah Hasil Penelitian. Jurnal penelitian Pendidikan Insani Online, 141, 33-38. Suwandi, S. 2010. Serbalinguistik Mengupas Perlbagai Praktik Berbahasa. Surakarta LPP UNS dan UNS Press. Wulandari, G. R. 2020. Pemerolehan Bahasa Kajian Aspek Fonologi pada Anak Usia 2-3 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 22, 129-136. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Rosi WulandariPenelitian ini menjelaskan pada pemerolehan bahasa anak usia 2 tahun – 2 tahun 3 bulan dari segi fonologi. Di pembahasan fonologi yang terdiri dari pemerolehan vokal dan pemerolehan konsonan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif memakai pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini adalah seorang anak laki-laki yang berinisial MADA saat berusia 2 – 2 tahun 3 bulan. Data yang didapat disimpan melalui rekaman. Selain melalui proses rekaman, data juga dicatat. Dalam artikel ini dapat ditemukan bahwa pemerolehan fonem [a], [i], [u], [e], [ә], dan [o] MADA sudah dikuasai. Fonem yang pertama MADA kuasai ialah [a], dan [u], sedangkan untuk diftong asli belum dapat dilafalkan. Selain itu, konsonan [p], [m], [b], [y], [s], [n], [k], [d], [c], [t], [ɲ], [w], [j], [g], [ŋ], dan [h] sudah mulai dikuasai meskipun masih mengalami kesulitan dalam pengucapan. Fonem yang belum sempurna dikuasai MADA adalah [r].Nini IbrahimPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap berbahasa yang digunakan oleh komunitas gay kaum homoseksual sebagai informasi untuk orang tua dalam menjaga pergaulan anak dan remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, yaitu metode yang melukiskan suatu keadaan objektif atau peristiwa tertentu berdasarkan faktafakta yang tampak. Hasil yang ditunjukkan penelitian ini adalah berdasarkan perkembangannya, bahasa komunitas gay yang sebenarnya diadaptasi dari bahasa gaul kreasi Debby Sahertian 1999 yang sudah mengalami beberapa inovasi dalam kosakata. Ada beberapa ketentuan dalam sikap berbahasa yang diutarakan oleh responden tentang struktur bahasa seperti pada kata makarena, makasar, cucok, rempong, ember, dll. yang digunakan oleh komunitas gay dalam berbahasa. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dan penyebaran angket, dapat diketahui bahwa sebagian besar kaum gay tidak berani menunjukkan penggunaan bahasanya di depan masyarakat umum, kecuali saat mereka sedang bersama dengan sesama komunitasnya. Di Indonesia sendiri, gay dianggap sebagai sebuah perkembangan yang negatif. Oleh karena itu, dalam menjaga agar tidak terjerumus dalam komunitas ini, maka orang tua menjadi sosok penting dalam menjaga pergaulan anak dan remaja. Jika perilaku gay dapat diidentifikasi melalui penggunaan bahasanya, orangtua dapat mengecek kegiatan anaknya dalam berkomunikasi, apakah memiliki keanehan atau masih pada taraf bahasa yang normal dan biasa digunakan oleh masyarakat umum. Sultan SultanThe Use of Sentences in Scientific Research Articles. This study aimed to describe the level of readability, construction, and the effectiveness of sentences in research articles. The research data come from six research articles Makassar State University in 2011. Data collected through technical documentation with read-quoted. The results showed that 1 the level of readability sentence in a scientific article written lecturers lower category, 2 construction of the phrase commonly used active form; 3 the ineffectiveness of the sentence, include incoherence, confusion, incomplete elements, error passive, disunity ideas, and ketidakparalelan. Abstrak Penggunaan Kalimat dalam Artikel Ilmiah Hasil Penelitian. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat keterbacaan, konstruksi, dan keefektifan kalimat dalam artikel hasil penelitian. Data penelitian bersumber dari enam artikel hasil penelitian dosen Universitas Negeri Makassar tahun 2011. Pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi dengan teknik baca-kutip. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 tingkat keterbacaan kalimat dalam artikel ilmiah yang ditulis dosen berkategori rendah; 2 konstruksi kalimat yang digunakan umumnya berbentuk aktif; 3 bentuk ketidakefektifan kalimat, meliputi ketidaklogisan, kerancuan, ketidaklengkapan unsur, kesalahan pasif, ketidaksatuan gagasan, dan ketidakparalelan. Kata kunci artikel ilmiah, kalimat efektif, tingkat keterbacaan Artikel ilmiah hasil penelitian merupakan produk akademis yang dihasilkan melalui proses penelitian. Dibandingkan dengan laporan peneli-tian, artikel hasil penelitian memuat isi penelitian yang lebih padat. Artikel penelitian memuat ba-gian-bagian utama yang terdapat dalam laporan penelitian sehingga dari tampilan fisiknya, artikel penelitian lebih singkat. Artikel ilmiah hasil penelitian disiapkan o-leh peneliti untuk publikasi hasil penelitian. Agar tersosialisasi secara luas, pemublikasian artikel umumnya dilaku-kan pada jurnal ilmiah/terbitan berkala ilmiah. Dengan terpublikasikannya arti-kel pada jurnal ilmiah, temuan dan inonasi ilmu pengetahuan yang dihasilkan peneliti dapat diba-ca dan dimanfaatkan secara luas. Hasil penelitian yang terpublikasi dapat dimanfaatkan oleh akade-misi, pengambil kebijakan, dan dunia industri. Artikel hasil penelitian yang ditujukan un-tuk publikasi ilmiah seyogyanya merupakan arti-kel ilmiah yang berkualitas. Tuntutan kualitas itu dibutuhkan dengan dua alasan utama, yakni 1 ar-tikel hasil penelitian merupakan produk akade-mik yang akan disebarkan secara luas dan men-jadi rujukan umum dan 2 pengelola jurnal/ ber-kala ilmiah menetapkan kualitas tinggi untuk me-mublikasikan suatu artikel, bahkan secara umum pengelola jurnal/berkala ilmiah melakukan selek-si untuk menentukan artikel yang dipublikasikan. Dengan demikian, hanya artikel yang berkualifi-kasi baik yang dipublikasikan melalui berkala il-miah. Basuki 200680 mengemukakan bahwa kualitas artikel ilmiah ditentukan oleh tiga hal, yakni isi, sistematika, dan bahasa. Isi berkaitan dengan gagasan yang dihasilkan oleh penulis. Sistematika berkaitan dengan penataan gagasan dan pemenuhan struktur penulisan karya ilmiah. Bahasa berkaitan pengungkapan dan komunikasi penulis kepada khayak pembaca. Artikel ilmiah sebagai sarana komunikasi keilmuan membutuhkan pengungkapan gagasanIntan Rawit SapantiThis research aims to describe the syntactic errors in essays written by Chinese Mandarin speaking learners in Darmasiswa RI programs and explain the cause of those errors. The research is conducted based on the qualitative-descriptive method in the form of case study research. Data were taken by collection student’s essays and observation. The data population was 80 essays and the data sample was 118 sentences contain syntactic errors which are divided into two levels, phrase and clause level. The results of this research found that syntactic errors made by Chinese Mandarin students are errors in phrase formation. At phrase level, errors are found in the form of omission of the noun and verbal phrases, misordering in noun, verbal and complement phrase. Errors caused by intralingual errors came from the mastery of the target language of Bahasa Indonesia by the Chinese learner and also the interference from the mother language that is Chinese Mandarin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan sintaksis dalam esai yang ditulis oleh peserta didik berbahasa Mandarin di program Darmasiswa RI dan menjelaskan penyebab kesalahan tersebut. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode kualitatif-deskriptif dalam bentuk penelitian studi kasus. Data diambil dengan mengumpulkan esai dan observasi siswa. Populasi data adalah 80 esai dan sampel data berupa 118 kalimat mengandung kesalahan sintaksis yang dibagi menjadi dua level, yaitu frasa dan klausa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan sintaksis yang dilakukan oleh mahasiswa Mandarin adalah kesalahan dalam pembentukan kalimat. Pada tingkat frasa, kesalahan ditemukan dalam bentuk kelalaian nomina dan verbal, kesalahpahaman dalam nomina, frasa verbal, serta pelengkap. Kesalahan yang disebabkan oleh faktor intralingual berasal dari penguasaan bahasa target bahasa Indonesia oleh pelajar Cina dan gangguan dari bahasa ibu yaitu Mandarin Psikologis Humanistik Abraham Maslow pada Tokoh Utama dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra IndonesiaN S AmaliaYulianigsihAmalia, N. dan S. Yulianigsih. 2020. Kajian Psikologis Humanistik Abraham Maslow pada Tokoh Utama dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 22, Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam Karya Ilmiah Dosen Universitas Bina DarmaS ArianaAriana, S. 2012. Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam Karya Ilmiah Dosen Universitas Bina Darma. Jurnal Ilmiah Bina Edukasi, 52, Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan Kata pada Koran MercusuarR AriyantiAriyanti, R. 2019. Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan Kata pada Koran Mercusuar. Jurnal Bahasa dan Sastra, 44, Kesalahan Ejaan pada Makalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang. EDUKA Jurnal PendidikanH I S GunawanRetnawatiGunawan, H. I. dan S. Retnawati. 2017. Analisis Kesalahan Ejaan pada Makalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang. EDUKA Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis, 22, Keterampilan Berbahasa Indonesia Teori dan AplikasiKundaruSlametY StKundaru, S dan Slamet, St. Y. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Teori dan Aplikasi. Yogyakarta Graha Ilmu.
ArticlePDF AvailableAbstractPermasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah kesalahan penggunaan kaidah ejaan, diksi, dan kalimat bahasa Indonesia pada koran di Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Metode ini digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar di Kabupaten Sumbawa. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi dan dianalisis dengan metode komparatif interpretatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia pada koran di Kabupaten Sumbawa sudah cukup baik dari aspek ejaan, diksi, dan kalimat. Namun, masih terdapat beberapa kesalahan yang berkaitan dengan ketiga aspek tersebut. Dari segi ejaan, kesalahan yang ditemukan di antaranya kesalahan penulisan huruf kapital, pemakaian tanda hubung -, pemakaian kata depan, dan pemakaian tanda baca. Dari segi penggunaan kata, kesalahan yang ditemukan di antaranya penggunaan kata asing yang tidak mengikuti kaidah penulisan kata asing. Dari segi kalimat, kesalahan yang ditemukan di antaranya adalah terdapat beberapa kalimat yang struktur kalimatnya belum lengkap. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 107 KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA SURAT KABAR DI KABUPATEN SUMBAWA MISTAKES IN USING OF INDONESIAN LANGUAGE IN NEWSPAPERS IN SUMBAWA REGENCY Lukmanul Hakim, Muhammad Shubhi, Safoan Abdul Hamid Pos-el lukmanulhakim474 Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat Jalan dr. Soejono Jempong Baru, Sekarbela, Mataram, NTB Pos-el kantorbahasantb Diterima 27 Februari; Direvisi 27 November 2017; Disetujui 28 November 2017 Abstract Problems to be solved in this research are mistakes in using standard spellings, dictions, and sentences of Indonesian in newspapers published in Sumbawa Regency. Methodology of thisresearch is a qualitative research with a descriptive analysis approach. This method used to analyze and describe the use of Indonesia in those newspapers. Data gathered through documentation. These are analyzed using comparative-interpretative. Result shows that the use of Indonesian in newspapers in Sumbawa Regency is quite good in the terms of spellings, dictions, and sentences. However, there are some mistakesrelated to those aspects. In term of spelling, the mistakesare in using capital, dash -, affixes, and punctuation. In term of dictions is the use of strange words. The last, there are some unfinished sentences. Key words use, spelling, diction, sentence, media, newspaper Abstrak Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah kesalahan penggunaan kaidah ejaan, diksi, dan kalimat bahasa Indonesia pada koran di Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Metode ini digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar di Kabupaten Sumbawa. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi dan dianalisis dengan metode komparatif interpretatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia pada koran di Kabupaten Sumbawa sudah cukup baik dari aspek ejaan, diksi, dan kalimat. Namun, masih terdapat beberapa kesalahan yang berkaitan dengan ketiga aspek tersebut. Dari segi ejaan, kesalahan yang ditemukan di antaranya kesalahan penulisan huruf kapital, pemakaian tanda hubung -, pemakaian kata depan, dan pemakaian tanda baca. Dari segi penggunaan kata, kesalahan yang ditemukan di antaranya penggunaan kata asing yang tidak mengikuti kaidah penulisan kata asing. Dari segi kalimat, kesalahan yang ditemukan di antaranya adalah terdapat beberapa kalimat yang struktur kalimatnya belum lengkap. Kata Kunci penggunaan, ejaan, diksi, kalimat, media massa, surat kabar 108 1. Pendahuluan Kabupaten Sumbawa adalah salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Barat. Ibu kotanya adalah Sumbawa Besar. Kabupaten ini terletak di sebagian besar bagian barat Pulau Sumbawa. Batas-batas wilayahnya adalah Laut Flores dan Teluk Saleh di utara, Kabupaten Dompu di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Sumbawa Barat di barat. Kabupaten Sumbawa memiliki luas wilayah km² dengan jumlah penduduk sekitar jiwa BPS, 2017. Media massa yang bisa diakses di Kabupaten Sumbawa adalah media massa cetak dan elektronik, baik yang berskala lokal, regional, maupun nasional. Media massa cetak yang bisa diperoleh di antaranya surat kabar, sedangkan media massa elektronik yang bisa diakses di antaranya televisi. Media massa cetak yang beroperasi di Kabupaten Sumbawa, di antaranya Radar Sumbawa, Tribun Sumbawa, dan Harian Umum Gaung NTB, sedangkan media massa daring online yang bisa diakses di antaranya tribrataNewsNTB, dan sedangkan stasiun radio yang beroperasi di antaranya adalah Radio Rasesa Sumbawa dan Oisvira. Di Kabupaten ini, juga beroperasi sejumlah stasiun televisi, di antaranya adalah TVRI Sumbawa, stasiun televisi pemerintah. Selain itu, ada stasiun televisi swasta, antara lain TVRI, RCTI, SCTV, MNCTV, ANTV, Indosiar, MetroTV, Trans7, Trans TV, TVOne, Global TV, RTV, NetTV, Detik TV, Bima TV, BeritaSatu, Assalam TV, INews TV Mataram, dan Kompas TV. Objek yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah surat kabar. Surat kabar yang dipilih adalah Radar Sumbawa dan Harian Umum Gaung NTB. Alasan pemilihan objek kajian adalah kedua surat kabar tersebut merupakan media massa lokal yang paling banyak pembacanya, distribusinya merata dan mudah didapatkan, serta isi berita nya bersifat lokalitas hasil wawancara dengan masyarakat. Di samping itu, tampilan kedua kabar tersebut lebih menarik dibandingkan surat kabar lainnya Kedua surat kabar tersebut merupakan sarana komunikasi bagi para jurnalis untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas, khususnya untuk masyarakat Sumbawa. Media untuk menyebarkan pesan dan berita tersebut adalah bahasa. Untuk dapat menyampaikan pesan atau informasi yang jelas, kedua surat kabar tersebut dituntut menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi pemakaian, sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah-kaidah yang mencakup kaidah pembentukan kata, pemilihan kata, dan pembentukan kalimat. Selain itu, ejaan juga sangat membantu pemahaman suatu untaian kalimat. Dengan demikian, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar yangsesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesiamerupakan tuntutan. Penggunaan ejaan yang cermat, pembentukan dan pemilhan diksi yang tepat, serta kalimat yang teratur dan lengkap sangat diperlukan dalam penulisan berita di surat kabar. Hal tersebut membuat ungkapan, gagasan, atau informasi yang ingin disampaikan jurnalis menjadi jelas. Kejelasan ungkapan, gagasan, atau informasi tersebut akan memudahkan pembaca memahami informasi. Ejaan yang ideal dalam penulisan berita di surat kabar adalah ejaan yang mampu digunakan untuk melambangkan satu bunyi satu huruf. Hal-hal yang diatur dalam kaidah ejaan adalah pemakaian huruf, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan baca PUEBI, 109 2016. Dengan demikian, penulisan berita pada surat kabar dituntut mengikuti kaidah-kaidah ejaan bahasa Indonesia pemakaian huruf dan tanda baca. Diksi atau pemilihan kata pada surat kabar juga perlu mendapatkan perhatian. Hal-hal yang diatur dalam kaidah diksi adalah proses pembentukan kata dan pemilihan kata. Dalam proses pembentukan kata, yang perlu diperhatikan adalah pengimbuhan, penggabungan kata, pengulangan, dan pengakroniman, sedangkan dalam pemilihan kata, yang harus diperhatikan adalah ketepatan, kecermatan, kebenaran, kelaziman, dan kelayakan baca Mustakim, 2015. Dalam hal ini, para jurnalis surat kabar dituntut dapat menguasai proses pembentukan kata dan dapat pula memilih diksi yang tepat. Penyusunan kalimat yang baik dalam berita surat kabar tidak kalah penting untuk diperhatikan.. Kalimat yang baik adalah kalimat yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh atau yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara lengkap. Hal-hal yang diatur dalam kaidah penyusunan kalimat yang baik adalah unsur pembentuknya, yaitu prasa dan klausa; struktur kalimat; dan kalimat yang efektif baca Sasangka, 2014. Dengan demikian, jurnalis dalam menulis berita di surat kabar dituntut dapat menyusun kalimat baik dan efektif. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar seharusnya menjadi kewajiban bagi para jurnalis. Namun, aturan ini tidak serta-merta membuat para jurnalis menerapkan kaidah bahasa Indonesia tersebut. Dalam kenyataannya, kesalahanpenggunaan bahasa Indonesia dalam teks berita pada surat kabar masih dijumpai. Bentuk kesalahan yang ditemukan sangat bervariasibaikdalam bidang ejaan, diksi, maupunkalimat. Kesalahan penggunaan bahasa Indonesia ragam tulisan pada surat kabar tidak sepatutnya diabaikan. Hal ini berarti, perlu dilakukan bimbingan teknis terhadap para jurnalis mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bimbingan teknis ini dimaksudkan agar kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar dapat diminimalisasi. Di samping itu, bimbingan teknis ini untuk menghindari kesalahan yang sama pada teks berita selanjutnya. Bimbingan teknis ini dapat melibatkan berbagai pihak, misalnya lembaga yang secara khusus memiliki tugas pokok dan fungsi membina dan mengembangkan bahasa Indonesia, seperti penyuluh bahasa Indonesia; dan kalangan akademisi yang berlatar belakang pendidikan kebahasaan, seperti dosen, ahli kebahasaan, dan pemerhati bahasa lainnya. Penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar sangat menarik untuk dikaji. Hal ini disebabkan bentuk dan gaya bahasa para jurnalis dalam penulisan berita sangat variatif. Fenomena tersebut terjadi disebabkan beberapa hal. Pertama, latar belakang pendidikan para jurnalis bertingkat, mulai dari tingkatan SMA atau yang sederajat sampai tingkatan sarjana. Kedua, para jurnalis berangkat dari latar belakang jurusan pendidikan yang beragam, mulai dari jurusan IPA, IPS, dan bahasa bagi SMA; dan jurusan IT, teknik mesin, teknik bangunan, jasa boga, pariwisata, dan lain-lain bagi SMK dan yang sederajat. Begitu pula bagi sarjana, para jurnalis berlatar belakang jurusan yang beragam. Latar belakang pendidikan dan jurusan pendidikan para jurnalis tersebut menjadikan penggunaan bahasa di surat kabar menjadi sangat menarik, beragam, dan kaya dalam penggunaan gaya bahasa serta pemahaman terhadap kaidah kebahasaan. Jika para jurnalis tersebut tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kesalahan penggunaan bahasa Indonesia di surat kabar tidak akan bisa dihindari. 110 Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini diperlukan untuk mengkaji penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar yang ada di Kabupaten Sumbawa. Sebelumnya, kajian-kajian terhadap penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar, skripsi, atau dokumen lainnya sudah banyak dilakukan oleh para peneliti atau akademisi, di antaranya dilakukan oleh Arizona 2016, Gultom 2017, dan Sukmawati 2017. Beberapa kajian yang dimaksud secara ringkas disampaikan dalam penelitian ini sebagai referensi dan pijakan berpikir. Gultom 2017, dalam penelitiannya menemukan kesalahan penggunaan ejaan bahasa Indonesia pada teks berita utama dalam surat kabar di TanjungpinangKesalahan yang ditemukan berupa kesalahan penggunaan huruf miring, sebanyak 78 kesalahan, kesalahan penggunaan pemenggalan kata sebanyak 285 kesalahan, kesalahan penggunaan kata depan sebanyak 10 kesalahan, dan kesalahan penggunaan singkatan dan akronim sebanyak 19 kesalahan. Arizona 2016, dalam penelitiannya pada skripsi mahasiswa Fakultas Hukum Unila, menemukan terdapat kesalahan penggunaan ejaan dalam pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca pada skripsi mahasiswa. Sukmawati 2017 juga, dalam penelitiannya, menemukan kesalahan berbahasa pada skripsi mahasiswa Program Studi Sistem Informasi STMIK Kharisma Makassar. Kesalahan yang ditemukan berupa kesalahan ejaan, kesalahan penulisan kata, kesalahan kalimat, dan kesalahan pembentukan paragraf. Dari segi ejaan, kesalahan terbanyak adalah kesalahan penulisan huruf miring 98%. Kesalahan yang paling sedikit adalah kesalahan pembentukan paragraf 16%. Kajian-kajian di atas adalah kajian kuantitatif yang hanya mengidentifikasi kesalahan penggunaan bahasa Indonesia. Karena itu, penelitian ini masih relevan dilakukan. Penelitian ini tidak hanya sebatas mengidentifikasi kesalahan penggunaan bahasa Indonesia secara kuantitatif, tetapi juga mendeskripsikan dan menginterpretasikan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia tersebut sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 2. Bahan dan Metode Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk mendekripsikan dan menganalisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar yang yang menjadi sampel penelitian, baik dari segi kaidah ejaan, diksi, maupun kalimat. Populasi penelitian ini adalah semua surat kabar yang ada di Kabupaten Sumbawa. Sampel penelitian ini adalah surat kabar lokal Kabupaten Sumbawa, yaitu Harian Radar Sumbawa dan Harian Umum Gaung NTB. Data penelitian ini adalah teks berita yang dimuat pada surat kabar yang menjadi sampel. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi. Metode ini digunakan untuk mendokumentasikan data penggunaan bahasa Indonesia pada kedua surat kabartersebut. Metode ini juga dilakukan untuk mengidentifikasi kesalahan penggunaan bahasa Indonesia. Alat pengumpulan data berupa instrumen pernyataan yang mengidentifikasi kesalahan penggunaan bahasa Indonesia, baik dari segi kaidah ejaan, diksi, maupun kalimat. Metode analisis data adalah metode komparatif interpretatif. Metode ini digunakan untuk membandingkan penggunaan bahasa Indonesia yang ada pada surat kabar dengan penggunaan bahasa Indonesia yang benar secara teoretis. Selanjutnya 111 data yang sudah dibandingkan tersebut diinterpretasikan sesuai dengan tata kaidah bahasa Indonesia. Analisis data dilakukan dengan mencermati kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar yang menjadi sampel dan menguji kesalahan tersebut dengan teori-teori analisis kesalahan berbahasa Indonesia. Akhirnya, langkah-langkah yang dilalui adalah 1 persiapan; 2 peng-identifikasian dan pengklasifikasian data berdasarkan jenis kesalahan penggunaan bahasayang ditemukan;3 penginterpretasian data; 4 pembuatan simpulan, dan 5 pembuatan rekomendasi. 3. Hasil dan Pembahasan Surat kabar yang dijadikan sampel penelitian adalah Harian Radar Sumbawa dan Harian Umum Gaung NTB. Tema atau judul yang dianalisis dalam hal penggunaan bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. Tabel 1 Sampel Penelitian PenggunaanBahasaDi Kabupaten Sumbawa Perlu Dinaikkan untuk Cegah Korupsi Anggaran Parpol GOW KSB Gelar Sunatan Massal KH Zulkifli Klaim 300 Ribu KTP Maju Independent KIPAS Sampaikan Data Lapangan Kasus Kejaksaan Warga Desak Kepala Puskesmas Ropang Dicopot Secara garis besar, penggunaan bahasa Indonesia pada berita-berita yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sudah cukup baik, baik dari aspek ejaan, diksi, maupun kalimat, kecuali pada naskah 3c. Pada naskah ini, ditemukan cukup banyak permasalahan yang tidak hanya berkaitan dengan ejaan, kosakata, dan kalimat, tetapi berkaitan juga dengan kesalahan ketik dan atau penulisan. Setelah dianalisis dengan patokan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dari segi kaidah ejaan, diksi, maupun struktur kalimatnya, ditemukan beberapakesalahan penggunaan bahasa Indonesia dari tiga aspek tersebut. Pembahasan mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut. Kesalahan Ejaan Secara garis besar, berita-berita yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sudah cukup baik dari aspek ejaan bahasa Indonesia. Namun, masih terdapat beberapa 112 kesalahan yang berkaitan dengan aspek tersebut. Kesalahan yang ditemukan adalah kesalahan pemakaian pemakaian kata depan, tanda baca, huruf kapital, dan tanda hubung -. Kesalahan penulisan kata depan ditemukan pada naskah 3a, paragraf pertama dan paragraf ketiga. Kesalahan penulisan kata depan yang dimaksud adalah pada kalimat … disela-sela Forum Dialog Pemerintah …. dan pada kalimat … terkosolidasi diseluruh wilayah … Kesalahan serupa terdapat pada naskah 3e, paragraf ketiga yang tertulis “didaerah”. Seharusnya,penulisan kata depan harus dipisah dengan kata di depannya jika kita mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI. Selanjutnya, kesalahan tanda baca yang ditemukan adalah kesalahan pemakaian tanda baca koma , dan tanda baca titik .. Kesalahan yang ditemukan adalah pemakaian tanda koma , di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat. Di beberapa bagian, penggunaan tanda koma pada posisi yang dimaksud sudah tepat. Akan tetapi, di beberapa bagian yang lain, penggunaannya tidak tepat. Kesalahan yang dimaksud dapat dilihat pada naskah 3a, paragraf kedua, ketiga, keempat, dan kelima; nasskah 3d, paragraph pertama, ketiga, keempat, dan kelima; naskah 3e, paragraph ketiga dan kelima. Kesalahan pemakaian tanda baca koma , yang dimaksud dapat dilihat pada kalimat-kalimat berikut ini. Padahal untuk membangun kondisi parpol yang sehat, salah satu indikatornya adalah pembiayaan naskah 3a, paragraf kedua Mantan Bupati Sumbawa Barat KH Zulkifli Muhadli mengklaim telah mendapatkan dukungan … naskah 3d, paragraf pertama Karena itu dirinya atas nama warga masyarakat setempat sangat menyayangkan Pemda Sumbawa melalui leading sektor Dinas Kesehatan Sumbawa yang lamban menyikapi persoalan yang terjad naskah 3e, paragraf ketiga Saat ini sumber pembiayaan parpol dari Negara hanya 0,0056 persen dari APBN paragraph keempat Berdasarkan PUEBI, tanda baca koma , digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. Tanda koma , dapat juga digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan dan di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca atau salah pengertian. Jadi, pada kalimat-kalimat berita yang dimaksud, tanda baca koma , tidak digunakan setelah kata penghubung antarkalimat tersebut naskah 3a, paragraph kedua dan ketiga, tanda baca koma , tidak digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan oposisi naskah 3d, paragraf pertama. Kesalahan pemakaian tanda koma , berikutnya ditemukan pada naskah 3b, paragraf kelima, baris pertama. Penulisnya keliru menempatkan tanda baca koma. Tertulis, “JM kepada jurnalis, mengatakan, keinginannya …… Seharusnya, tanda koma yang mengapit kata “mengatakan” tidak perlu ada. Kesalahan serupa terdapat pada naskah 3e, paragraf ketiga. Pada paragraf tersebut tertulis “ …….Aksi yang dikawal aparat Kepolisian Resort Sumbawa itu, sebelumnya juga digelar ….. Pemakaian tanda koma , pada paragraf tersebut tidak perlu. Alasannya “Aksi yang dikawal aparat Kepolisian Resort Sumbawa itu” merupakan subjek, bukan kalimat. Jadi, tanda koma tidak diperlukan. Kesalahan yang sama terjadi pada naskah 3e, paragaraf ketujuh. Pada paragraf tersebut, tertulis “ Korlap aksi Roni Pasarani, mengakhiri orasinya ….. . .“ 113 Alasannya “Korlap aksi Roni Pasarani adalah subjek, bukan suatu kalimat yang terdiri atas subjek, predikat dan objek. Kesalahan pemakaian tanda koma , juga terdapat pada naskah 3c,paragraf kelima kalimat kedua. Seharusnya, pada kalimat tersebut tanda koma , digunakan pada kata akhir sebelum kata dan yang merupakan uraian dari sebuah rangkaian. Kesalahan pemakaian tanda titik . ditemukan pada penulisan gelar yang ada pada naskah 3a, paragraf pertama, naskah 3b, naskah 3c, naskah 3d, paragraf pertama dan kedua.. Pada naskah 3b, tertulis seharusnya Pada naskah 3c, paragraf keenam, ditulis Fud Syaifuddin, ST, seharusnya Fud Syaifuddin, Jika kita merujuk pada PUEBI, singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti tanda titik pada setiap unsur singkatan tersebut. Kesalahan pemakaian tanda titik . berikutnya yang ditemukan adalah kesalahan penulisan singkatan dalam tulisan yang berjudul JM Daftar Jadi Cawagub naskah 3b. Penulisan singkatan JM seharusnya disisipi tanda baca titik, yaitu Djafar. Selanjutnya, kesalahan penulisan huruf kapital ditemukan pada naskah 3b, paragraf keempat. Kesalahan yang ditemukan adalah penggunaan huruf kapital pada awal kata dalam nama jabatan “Wakil Gubernur” yang tidak disertai dengan nama. Sebaliknya, pada naskah 3b, paragraf pertama, nama jabatan yang disertai nama justru ditulis huruf kecil. Hal ini bisa dilihat pada “calon wakil gubernur NTB. Jika merujuk pada PUEBI, seharusnya ditulis Calon Wakil Gubernur NTB. Kesalahan serupa ditemukan pada naskah 3c. Pada paragraf keempat naskah ini, terdapat prasa …, Maupun saling bertukar pikir. Pada prasa tersebut, dapat dilihat penggunaan kapital pada kata Maupun. Prasa tersebut tidak berposisi pada awal kalimat. Tidak ada aturan atau alasan yang dapat menjadikan kata tersebut dapat menggunakan huruf kapital. Prasa tersebut seharusnya ditulis maupun saling bertukar pikir. Kesalahan serupa terdapat pada naskah 3e, paragraf ketiga dan terakhir. Kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan penulisan kata Kepolisian dan Kejaksaan pada kalimat “…..pihak Kepolisian maupun Kejaksaan untuk …. Seharusnya, huruf awal dua kata tersebut ditulis huruf kecil karena tidak diikuti oleh nama instansinya. Begitu juga kata Ekskutif dan Legislatif yang ada pada naskah 3e, paragraf keenam semestinya awal huruf kedua kata tersebut tidak menggunakan huruf kapital. Berikutnya, kesalahan pemakaiaan tanda hubung - ditemukan pada naskah 3c. Pada subjudul naskah ini, terdapat penulisan bilangan tingkat ke 13. Berdasarkan PUEBI, penulisan bilangan tingkat seperti itu seharusnya menggunakan kata hubung - antara ke dan 13 bilangan. Dengan demikian, bilangan tingkat tersebut seharusnya ditulis ke-3. Kesalahan lain yang ditemukan adalah kesalahan ketik. Kesalahan yang dimaksud banyakditemukan pada naskah 3c. Pada naskah tersebut, tertulis Peratusan. Dari konteks kalimat, dapat disimpulkan bahwa maksud yang dituju sebenarnya adalah persatuan. Pada naskah 3e, paragraf pertama dan keenam, ditemukan kesalahan penulisan huruf pada akronim Pemprov. Pada naskah tersebut, tertulis Pemprop, seharusnya Pemprov. Kesalahan Diksi Secara umum, pembentukan kata dalam teks berita-berita pada surat kabar yang menjadi sampel sudah cukup bagus. Tidak ditemukan adanya kesalahan pembentukan kata dalam berita-berita tersebut. Begitu juga yang terkait pilihan kata, pilihan-pilihan 114 kata yang digunakan sudah tepat. Kosakata yang dipilih sesuai topik. Pilihan kosakata dalam berita-berita sudah mengacu kepada topik tulisan dan bahasa yang dipilih adalah bahasa laras jurnaslistik. Dari segi tingkat variasi kosakata, pemilihan diksi sudah cukup variatif. Pengulangan dan pemborosan kata hampir tidak ditemukan. Namun demikian, ada beberapa kesalahan yang ditemukan. Kesalahan yang ditemukan adalah kesalahan pemiilihan kata. Kesalahan ini bisa dilihat pada naskah 3a, paragraf kelima, naskah 3d, dan naskah 3f, paragraf kedua. Pada naskah 3a, paragraf kelima, ditemukan kata membangun pada kalimat Artinya, sistem politik di Indonesia membangun dan belum kokoh. Seharusnya, kata membangun dalam kalimat tersebut diganti dengan belum terbangun agar sinkron dengan kata setelahnya. Pada naskah 3d, terdapat penggunaan kata independent pada judul berita dan kata sekedar yang terdapat pada paragraf keenam dan kesembilan. Kata baku untuk kedua kata tersebut adalah independen dan sekadar. Kesalahan yang sama juga terdapat pada naskah 3e, paragraf pertama yang berbunyi “….. sejumlah proyek bendungan dan embung yang dilakukan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I …..”. Pilihan kata yang benar seharusnya ….. sejumlah proyek dan embung pada Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I”. Kekeliruan pilihan kata ini terkait dengan penalaran bahwa Balai Wilayah Besar adalah benda mati yang tidak mungkin bisa melaksanakan proyek. Pada naskah 3f, paragraf kedua, terdapat penulisan kata tauladan atau gabungan kata suri tauladan. Jika yang dimaksudkan oleh kata atau gabungan kata tersebut adalah contoh yang baik dan pantas untuk ditiru, tentu penulisannya salah. Jika kita mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, makna tersebut dimiliki oleh kata atau gabungan kata suri teladan, bukan suri tauladan sebagaimana yang tertulis dalam teks berita tersebut. Kesalahan berikut yang ditemukan adalah kesalahan dalam penulisan bahasa asing. Kesalahan yang dimaksud adalah penggunaan kata colling down pada naskah 3b, paragraf kedua; kata fashion show pada naskah 3c, paragraf ketiga, dan kata leading sektor. Dalam KBBI, ketiga kata tersebut tidak akan ditemukan. Hal itu berarti ketiga kata tersebut bukan bahasa Indonesia, tetapi bahasa asing. Berdasarkan PUEBI, ketiga kata tersebut harus dicetak miring. Berikutnya, kesalahan pembentukan kata ditemukan pada naskah 3b, paragraf keempat, yaitu kata “mengkombinasikan”. Penulisan yang benar adalah “mengombinasikan” karena huruf k pada awal kata semestinya luluh jika dirangkai dengan imbuhan. Kesalahan yang sama ditemukan pada naskah 3c, paragraf kedua dan terakhir. Pada paragraf tersebut, terdapat kata mensosialisasikan dan mensukseskan. Kata dasar dari kedua kata tersebut adalah sosialisasi dan sukses. Kedua kata tersebut masuk dalam kategori kata yang berawalan S salah satu dari KPTS. Hal itu berarti konsonan awal dari kata tersebut seharusnya luluh jika mendapatkan imbuhan me sehingga kedua kata tersebut seharusnya ditulis menyosialisasikan dan menyukseskan. Kesalahan Kalimat Penyusunan kalimat yang ada pada teks berita surat kabar yang menjadi sampel sudah cukup baik. Jenis kalimat yg digunakan beragam. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam teks cukup beragam, ada kalimat aktif dan pasif, yang penyebarannya dalam paragraf juga cukup merata karena disesuaikan dengan konteks isi tulisan dan penalaran. Dari efektivitas penggunaan kalimat, kalimat-kalimat saudah cukup efektif. Namun demikian, ditemukan beberapa kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam penyusunan kalimat. Kesalahan yang dimaksud dapat dilihat pada uraian di bawah ini. 115 Pada naskah 3e, paragraf pertama, ditemukan paragraf pembuka yang hanya terdiri atas satu kalimat panjang. Seharusnya, untuk memudahkan pembaca memahami keseluruhan teks, paragraf pertama bisa dipecah-pecah menjadi beberapa kalimat. Kesalahan lain yang ditemukan dari segi struktur kalimat, di antaranya kesalahan yang terdapat pada pada naskah 3a, paragraf pertama. Kalimat yang dimaksud Dengan anggaran yang cukup, dapat mencegah parpol melakukan korupsi….. Kalau konteks kalimat tersebut dilihat secara keseluruhan, maksud kalimat tersebut, apa subjek, dan mana predikatnya akan bisa dipahami. Akan tetapi, secara struktur, kalimat tersebut belumlah lengkap. Kalimat tersebut belum dapat dikatakan sebagai kalimat efektif karena ada unsur yang belum terpenuhi. Kalimat tersebut belum menunjukkan apa yang dapat mencegah. Kata Dengan anggaran yang cukup tidak dapat dijadikan sebagai subjek karena diawali oleh kata keterangan dengan. Kata keterangan tidak bisa dijadikan subjek. Kalimat tersebut akan menjadi efektif jika kata keterangan tersebut dibuang. Kesalahan serupa terdapat pada naskah 3f, paragraf keempat. Dalam teks tersebut, tertulis Karena itu atas nama warga masyarakat Desa Ropang mendesak kepada Bupati Sumbawa, Baperjakat maupun Dinas Kesehatan Sumbawa untuk segera mengambil langkah tegas. Jika konteks kalimat tersebut dilihat secara keseluruhan, dapat dipahami maksud dari kalimat tersebut, siapa subjek, mana predikat, dan siapa atau apa objeknya. Akan tetapi, secara struktur, kalimat tersebut belumlah lenngkap. Kalimat tersebut belum dapat dikatakan sebagai kalimat efektif. Ada unsur yang belum terpenuhi. Kalimat tersebut belum menunjukkan siapa yang melakukan mendesak. Kata atas nama warga masyarakat Desa Ropang tidak dapat dijadikan sebagai subjek karena akan timbul pertanyaan lagi siapa yang mengatasnamakan warga masyarakat Desa Ropang. Oleh sebab itu, kalimat tersebut akan menjadi efektif jika ditambah unsur kalimat berupa subjek yang mendesak. Kesalahan berikunya terdapat pada naskah 3f, paragraf ketiga dan keempat. Pada paragraf ketiga, terdapat kesalahan kalimat berupa penggunaan kata penghubung antarkalimat. Sebagaimana namanya, kata penghubung antar kalimat adalah kata penghubung yang digunakan untuk menghubungkan antarkalimat, bukan antarparagraf. Pada paragraf ketiga ini, terdapat kata penghubung antarkalimat yang digunakan pada awal paragraf. Hal itu berarti kata penghubung tersebut digunakan untuk menghubungkan paragraf yang satu dengan paragraf selanjutnya. Seharusnya kata penghubung tersebut digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lain yang masih dalam satu topik ide pokok paragraf. Dengan demikian, kata penghubung tersebut seolah-olah digunakan untuk menghubungkan dua ide pokok yang berbeda. Hal itu tidak sesuai dengan fungsi kata penghubung tersebut atau tidak sesuai dengan aturan dari penggunaan kata penghubung tersebut. Kesalahan berikutnya terdapat pada naskah 3c. Kesalahan yang ditemukan adalah terdapat satu kalimat atau satu paragraf yang kurang tepat digunakan sebagai awal kalimat. Kalimat yang digunakan untuk mengawali sebuah paragraf tersebut masih merupakan satu ide pokok dengan paragraf sebelumnya. Kalimat tersebut seharusnya tidak digunakan sebagai kalimat pembuk sebuah paragraf, tetapi seharusnya menjadi bagian dari paragraf sebelumnya. Kesalahan berikutnya adalah kesalahan dari segi penalaran kalimat. Kesalahan yang dimaksud terdapat pada judul berita yang terdapat pada naskah 3a dan 3d. Judul berita pada naskah 3a adalah Perlu Dinaikkan untuk Cegah Korupsi. Jika judul berita 116 tersebut dinalar, akan timbul pertanyaan apa yang perlu dinaikkan, namun, jawabannya tidak disebutkan dalam judul tersebut. Judul tersebut seharusnya menyebutkan apa yang perlu dinaikkan. Judul berita pada naskah 3b adalah KH Zulkifli Klaim 300 Ribu KTP Maju Independent. Jika judul berita tersebut dinalar, akan timbul pertanyaan siapa yang maju independen. Namun, judul tersebut menimbulkan keambiguan. Karena itu, judul berita tersebut perlu diubah strukturnya untuk menghilangkan keambiguan, misalnya dengan judul KH Zulkifli Maju Independen, Klaim 300 Ribu KTP. 4. Penutup Simpulan Dari uraian pada hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar, penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar di Kabupaten Sumbawa sudah cukup baik, baik dari aspek ejaan, diksi maupun kalimat. Namun, terdapat beberapa kesalahan yang berkaitan dengan ketiga aspek tersebut. Berkaitan dengan kaidah ejaan, secara umum ejaan yang digunakan sudah cukup baik. Kesalahan yang ditemukan adalah kesalahan penulisan huruf kapital, pemakaian tanda hubung -, pemakaian kata depan, dan pemakaian tanda baca. Kesalahan penulisan huruf kapital yang ditemukan adalah penulisan huruf kapital di awal kata dalam nama jabatan yang tidak disertai nama atau instansi dan penggunaan huruf kapital tidak di awal kalimat. Kesalahan penggunaan tanda hubung - yang ditemukan adalah tidak dipergunakannya tanda hubung tersebut pada bilangan tingkat. Kesalahan pemakaian kata depan yang ditemukan adalah kata depan ditulis serangkai dengan kata di depannya. Sedangkan kesalahan tanda baca yang ditemukan adalah kesalahan pemakaian tanda baca koma , dan titik .. Berkaitan dengan diksi, secara umum pembentukan kata sudah cukup bagus. Kesalahan pembentukan kata hampir tidak ditemukan. Kosakata yang dipilih sesuai topik. Dari segi tingkat variasi kosakata, sudah cukup variatif. Pengulangan atau pemborosan kata hampir tidak ditemukan. Kesalahan yang ditemukan adalah penggunaan kata asing yang tidak mengikuti kaidah penulisan kata asing, ketidakluluhan kata-kata yang berawal K dan S ketika diberikan imbuhan, kesalahan ketik pada penulisan beberapa kosakata, dan pemakaian beberapa kosakata yang tidak baku. Berkaitan dengan kalimat, penyusunan kalimat cukup baik dan efektif. Kesalahan yang ditemukan adalah penyusunan kalimat yang tidak tepat dan tidak lengkap; pemakaian kalimat yang kurang tepat sebagai awal dari sebuah paragaf; penggunaan beberapa kalimat yang menimbulkan keambiguan; dan penggunaan kata penghubung antarkalimat yang tidak tepat. 117 Saran dan Rekomendasi Untuk meminimalisasi kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada surat kabar di Kabupaten Sumbawa, ada beberapa rekomendasi yang perlu mendapatkan perhatian. Rekomendasi-rekomendasi ini ditujukan kepada redaksi dan para jurnalis. Kepada redaksi surat kabar, hal-hal yang patut diperhatikan sebagai berikut. 1 Semua bagian dalam media redaksi harus mendapatkan diklat kompetensi sesuai dengan bidangnya masing-masing. 2 Organisasi dari setiap bagian dalam media redaksi harus berjalan dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3 Dewan redaksi harus menyunting atau mengedit semua berita atau tulisan yang akan dimuat. 4 Berita dan tulisan yang dimuat harus melalui proses penyuntingan atau pengeditan. 5 Masalah kebahasaan harus menjadi perhatian redaksi. Kepada jurnalis, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. 1 Bersedia meningkatkan kualitas diri dengan cara mengikuti diklat penggunaan bahasa Indonesia; 2 Memiliki rasa kebanggaan dan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia daripada bahasa asing; 3 Memegang teguh kode etik dalam setiap pemberitaan; 4 Menggunakan tata kaidah bahasa Indonesia yang baku terhadap tulisan yang akan dimuat; dan 5 Memuat berita sesuai fakta, ringkas, dan padat. 118 Daftar Pustaka Arizona, Nadya dan Nurlaksana Eko Rusminto. 2016. “Kesalahan Penggunaan Ejaan pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Unila dan Implikasinya”. Dalam Jurnal Kata, Mei 2016. Padang Kopertis Wilayah X. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa. 2017. Kabupaten Sumbawa. Dalam Gultom,Yuliana Mamerta. 2017. “Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Revisi 2015 pada Teks Berita dalam Surat Kabar di Tanjungpinang”. Artikel E-jurnal. Tanjungpinang Universitas Maritim Raja Ali Haji Mustakim. 2015. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Bentuk dan Pilihan Kata. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Sasangka, Sry Satria Tjatur Wisnu. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Kalimat. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Sriyanto. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Ejaan. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Sukmawaty. 2017. “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Skripsi Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer STMIK Kharisma Makassar” Dalam Jurnal Retorika, Volume 10, Nomor 1, Februari 2017. Makassar Universitas Negeri Makassar Tim Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta Gramedia Pustaka Indonesia. Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Penggunaan Ejaan pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Unila dan ImplikasinyaNadya ArizonaDan Nurlaksana Eko RusmintoArizona, Nadya dan Nurlaksana Eko Rusminto. 2016. "Kesalahan Penggunaan Ejaan pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Unila dan Implikasinya". Dalam Jurnal Kata, Mei 2016. Padang Kopertis Wilayah Pusat Statistik KabupatenSumbawaBadan Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa. 2017. Kabupaten Sumbawa. Dalam Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia RevisiYuliana GultomMamertaGultom,Yuliana Mamerta. 2017. "Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Revisi 2015 pada Teks Berita dalam Surat Kabar di Tanjungpinang". Artikel E-jurnal. Tanjungpinang Universitas Maritim Raja Ali HajiSeri Penyuluhan Bahasa Indonesia Bentuk dan Pilihan Kata. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan BahasaMustakimMustakim. 2015. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Bentuk dan Pilihan Kata. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Penyuluhan Bahasa Indonesia Kalimat. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan BahasaSry SasangkaSatria TjaturWisnuSasangka, Sry Satria Tjatur Wisnu. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Kalimat. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Penyuluhan Bahasa Indonesia Ejaan. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan BahasaSriyantoSriyanto. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Ejaan. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Skripsi Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer STMIK Kharisma MakassarSukmawatySukmawaty. 2017. "Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Skripsi Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer STMIK Kharisma Makassar" Dalam Jurnal Retorika, Volume 10, Nomor 1, Februari 2017. Makassar Universitas Negeri Makassar
Selasa, 26 Zulqaidah 1444 H / 31 Juli 2012 1403 wib views Oleh Badrul Tamam Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Tidak diragukan lagi bahwa membaca Al-Qur'an adalah ibadah sangat agung. Banyak nash yang menerangkan akan besarnya keutamaan dan pahalanya. Di antara yang paling masyhur, Al-Qur'an akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat. Disebutkan dalam Shahih Muslim, dari Abu Umamah al-Bahili Radhiyallahu 'Anhu, ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ "Bacalah oleh kalian Al-Qur'an, karena ia akan datang memberi syafaat kepada pembacanya pada hari kiamat." Keutamaan membaca Al-Qur'an ini semakin meningkat saat bulan Ramadhan. Di mana setiap amal kebaikan di dalamnya dilipatgandakan pahalanya. Terlebih Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam melalui Malaikat Jibril pada bulan Ramadhan. Juga pada bulan ini, Malaikat Jibril mendatangi beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk mendengarkan bacaan Al-Qur'an beliau dan mengecek hafalannya. Keistimewaan ibadah membaca Al-Qur'an di bulan Ramadhan ini kita temukan pada perhatian besar dari ulama salaf terhadapnya. Mereka memperbanyak tilawah Qur'an baik di dalam shalat maupun di luar shalat. Pada bulan Ramadhn, Utsman bin Affan radliyallah 'anhu menghatamkan Al-Qur'an sehari sekali. Sebagian ulama salaf yang lain menghatamkannya pada shalat malamnya setiap tiga hari sekali. Sebagian lain menghatamkannya semingu sekali. Imam Syafi'i rahimahullah, pada bulan Ramadhan menghatamkan Al-Qur'an sampai 60 kali. Beliau membacanya di luar shalat. Imam Qatadah senantiasa menghatamkan setiap tujuh hari sekali dan pada bulan Ramadlan setiap tiga hari sekali. Puncaknya pada sepuluh hari terakhir, beliau menghatamkannya setiap malam. Imam Az-Zuhri rahimahullah jika sudah memasuki Ramadhan tidak membaca hadits dan tidak hadir di majlis ilmu, beliau hanya membaca Al-Qur'an dari mushaf. Sufyan Al-Tsauri jika sudah masuk Ramadhan meninggalkan segala bentuk ibadah dan hanya membaca Al-Qur'an. Ibnu Rajab rahimahullah berkata "Maksud adanya larangan membaca Al-Qur'an menghatamkannya kurang dari tiga hari yaitu jika dirutinkan tiap hari. Namun, jika di kesempatan yang utama seperti bulan Ramadlan dan tempat yang mulia seperti di Makkah bagi penduduk luar makkah, dianjurkan memperbanyak tilawah Al-Qur'an di sana, untuk menghargai kemuliaan tempat dan waktu tersebut. Ini adalah pendapat imam Ahmad, Ishaq, dan imam-imam lainya. Hal ini didukung dengan amalan selain mereka." Kesalahan Dalam Membaca Al-Qur'an Agungnya ibadah tilawatul Qur'an di bulan mulia ini terkadang tidak dibarengi dengan pengetahuan cukup dari pembacanya. Karena semangat memperbanyak qira'ah dan mengejar hatam berulang, banyak dari mereka yang jatuh dalam kesalahan saat membacanya. Di antaranya, membaca Al-Qur'an tanpa menggerakkan lisan dan menimbulkan bunyi bacaan. Membacanya dengan hanya melihat mushaf dan membolak-baliknya. Di antara alasannya, membaca dengan hatinya. Sesungguhnya membaca Al-Qur'an yang benar sesuai ketetapan syariat sehingga diberi janji pahala sapuluh kebaikan pada setiap hurufnya -sebagaimana petunjuk hadits shahih- adalah membacanya dengan menggerakkan lisan dan kedua bibir walaupun hanya menghasilkan suara yang sangat lirih yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. Karena hakikat dari membaca secara istilah adalah mengeluarkan bunyi dengan lisan. Sehingga orang yang diam tidaklah disebut qari' membaca. Karenanya disebutkan dalam hadits shahih, أَنَا مَعَ عَبْدِي إِذَا هُوَ ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ "Aku bersama hamba-Ku selama ia mengingatku dan bergerak kedua bibirnya menyebut nama-Ku." HR. Ibnu Majah , dishahihkan Syaikh Al-Albani Membaca Al-Qur'an yang syar'i haruslah dengan mengucapkannya. Tidak cukup dengan hati semata. Sementara melihat mushaf sambil membolak-baliknya tanpa mengucapkan sesuatu, maka ini bukan tilawah. Itu masuk dalam bagian bab tafakkur dan tadabbur. Memang di dalamnya ada pahala, tapi ia tidak mendapatkan janji dalam hadits tentang keutamaan membaca Al-Qur'an. Maka dalam ibadah membaca Al-Qur'an, seseorang harulah mengucapkan huruf-hurufnya sehingga ia tidak terlewat dari mendapatkan pahalanya yang besar. Dan inti dari mengucapkan adalah menggerakkan dua lisan walaupun tidak menimbulkan suara yang keras. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Imam Malik rahimahullah ditanya tentang orang yang membaca di dalam shalatnya, bacaannya tidak terdengar oleh orang lain dan tidak pula oleh dirinya sendiri dan ia tidak menggerakkan lisannya. Beliau menjawab "Ini bukan membaca, sesungguhnya membaca adalah dengan menggerakkan lisan." Ibnu al-Hajib rahimahullah berkata, "Tidak boleh membaca lirih tanpa menggerakkan lisan, karena jika ia tidak menggerakkan lisannya berarti ia tidak membaca, ia hanya hanya bertafakkur merenungi." Al-Kasani rahimahullah berkata, "Membaca tidak bisa kecuali dengan menggerakkan lisan dalam mengucapkan huruf. Tidakkah engkau lihat, orang shalat yang mampu membaca apabila ia tidak menggerakkan lisannya dalam mengucapkan huruf maka tidak sah shalatnya. Begitu juga, kalau ia bersumpah tidak membaca satu surat dari Al-Qur'an, lalu ia melihatnya dan memahaminya serta tidak menggerakkan lisannya maka ia tidak menyalahi melanggar sumpahnya." Penutup Niat baik untuk memperbanyak Qira'atul Qur'an dan mengejar hatamnya secara berulang sering membuat seseorang mengabaikan adab dan tatacara membaca Al-Qur'an yang benar. Salah satunya, membacanya dengan tidak menggerakkan lisan dan mengomat-kamitkan kedua bibir sehingga keluar bunyi, minimal bisa didengar sendiri. Padahal disebut membaca, kalau dibarengai dengan menggerakkan lisan dan kedua bibir sehingga keluar bunyi, minimal bisa didengar oleh diri sendiri. Sedangkan sebatas melihat mushaf dan membolak-balikkannya tidaklah disebut bagian dari ibadah tilawatul Qur'an atau qiratul Qur'an. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/ Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita! +Pasang iklan Gamis Syari Murah Terbaru Original FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai. Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas? Di sini Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan > jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub 0857-1024-0471 Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller NABAWI HERBA Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon 60%. Pembelian bisa campur produk > jenis produk.
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA DAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN EYD PADA JURNAL DENGAN TEMA DINAMIKAANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA DAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN EYD PADA JURNAL DENGAN TEMA DINAMIKAMasalah yang akan dianalisis pada review jurnal ini adalah kesalahan Ejaan yang Disempurnakan EYD dalam jurnal yang berjudul dinamika pendidikan pesantren di Muhammadiyah. Tujuan dari analisa ini adalah menjelaskan kesalahan Ejaan yang Disempurnakan EYD yang berfokus pada kesalahan penggunaan tanda baca, kesalahan penulisan huruf kapital, dan kesalahan penulisan kata. Adapun analisis yang dilakukan adalah dengan mengoreksi. Karena dalam analisis ini berupa pengoreksian secara tertulis, maka analisis dilakukan dengan cara membaca, yang kemudian diikuti dengan teknik catat untuk mengklasifikasi penggunaan ejaan yang baik dan benar. Bedasarkan analisis yang dilakukan pada jurnal dinamika pendidikan pesantren di Muhammadiyah, masih terdapat kesalahan pada EYD Ejaan yang Disempurnakan, yang fokus pada kesalahan penulisan huruf kapital, kesalahan penggunaan tanda baca, kesalahan penulisan kata depan keterangan tempat dan waktu, dan kesalahan penulisan kata typo. Kata kunci kesalahan, tanda baca, EYD Ejaan yang Disempurnakan.
kesalahan tanda baca pada koran